Reportase Pemetaan Populasi Kunci HIV AIDS di Kota Magelang
Kota Magelang merupakan salah satu dari 200 kabupaten/kota di 34 provinsi yang melaksanakan kegiatan pemetaan dan estimasi populasi kunci. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran epidemi yang terjadi pada kelompok populasi paling berisiko dalam terjadinya epidemi HIV di Indonesia. Kelompok populasi paling berisiko yang disasar dalam kegiatan pemetaan ini adalah wanita pekerja seks (WPS), gay, waria, dan pengguna narkoba suntik (penasun). Pemetaan populasi kunci ini adalah kegiatan rutin yang diselenggarakan 2-3 tahun sekali secara berkesinambungan. Pemetaan populasi kunci terakhir dilaksanakan pada tahun 2018. Sedangkan untuk Kota Magelang kegiatan pemetaan tahun 2022 ini adalah yang pertama kali dilakukan.
Kegiatan pemetaan populasi kunci di Kota Magelang telah dilaksanakan pada  tanggal 9 hingga 13 Agustus 2022. Kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Magelang bekerjasama dengan puskesmas se-Kota Magelang, LSM Kalandara, dan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota Magelang. Dalam kegiatan ini, total petugas yang terlibat dalam pelaksanaan pemetaan sebanyak 10 orang yang terdiri dari petugas dari Dinas Kesehatan Kota Magelang sebanyak 3 orang, petugas puskesmas 2 orang dan 4 orang dari LSM Kalandara, serta 1 orang dari KPAD Kota Magelang.
Kegiatan pemetaan populasi kunci berfokus pada penyisiran dan penemuan populasi kunci di titik hotspot fisik maupun virtual yang ada di Kota Magelang. Hotspot fisik merupakan tempat yang dapat diakses publik dimana populasi kunci biasa berkumpul, bertemu pelanggan atau pasangan mereka. Dikatakan sebagai hotspot fisik jika terdapat populasi kunci yang berkumpul di titik tersebut minimal 3 orang. Sedangkan hotspot virtual adalah situs, media sosial, atau aplikasi tempat dimana populasi kunci biasa bersosialisasi di dunia maya, mencari teman kencan atau bertemu dengan pelanggan.
Pemetaan dilakukan dengan beberapa tahapan melakukan pendataan daftar hotspot yang ada dan akan dilakukan kunjungan lapangan dan mendata gatekeeper (informan) di masing-masing hotspot tersebut. Gatekeeper berfungsi untuk memberikan informasi yang dibutuhkan petugas lapangan seperti perkiraan jumlah populasi kunci di waktu ramai, gambaran hotspot ketika sebelum adanya pandemi COVID-19 dan perbedaan setelah adanya pandemi, dan seterusnya. Dari daftar hotspot yang ada tersebut selanjutnya dilakukan kunjungan lapangan sehingga mendapatkan data yang diperlukan.
Dengan telah selesainya kegiatan pemetaan dan estimasi populasi kunci di Kota Magelang tersebut, diharapkan data yang didapatkan dapat digunakan sebagai pengambilan kebijakan baik level kabupaten/kota, provinsi maupun pusat.