Berita

Jogo Tonggo di Kemirirejo, Potret Solidaritas Warga Kala Wabah Merebak

Satgas Jogo Tonggo RW VIII Kelurahan Kemirirejo yang begitu aktif peduli dalam penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19. Secara berkala petugas mengunjungi keluarga ini, sekadar menanyakan kabar atau mengirim kebutuhan sehari-hari.

Hal serupa juga dilakukan satgas dan warga ketika awal pendami terjadi pada Maret-April 2020. Waktu itu ada 4 warga kampung ini yang dinyatakan positif terpapar Covid-19. Dua orang di antaranya meninggal dunia. Kemudian, sekitar 25 KK harus dikarantina di rumah masing-masing.

Ketua Satgas Jogo Tonggo RW VIII Kelurahan Kemirirejo, Tartib Karyadi mengatakan, tugas Satgas bukan sekadar melakukan penanganan secara fisik, tapi penguatan mental atau psikologi juga sangat penting.

Mental yang kuat, bagi warga apalagi pasien Covid-19 dan keluarganya, menjadi fondasi penting untuk melawan Covid-19 itu sendiri. Mental yang sehat membangun imun tubuh sehingga diharapkan tidak terinfeksi virus maupun penyakit lainnya. “Covid-19 bukan aib. Kita bangun kesadaran itu dari awal.

Covid-19 adalah penyakit yang bisa sembuh, tapi juga tidak boleh diabaikan. Warga kami tidak ada yang sampai mengucilkan pasien dan keluarga, justru kami saling gotong-royong membantu kebutuhan mereka,” ungkap Tartib.

Bahkan, pihaknya terbuka soal data pasien positif Covid-19 dan keluarganya supaya masyarakat tahu. Dengan demikian penyebaran virus bisa diantisipasi lebih dini, penanganannya juga lebih cepat dan tepat sasaran.

Kesadaran ini sudah tertanam jauh sebelum ditemukan kasus positif Covid-19 di kelurahan ini. Sehingga, ketika muncul kasus, warga bersama satgas sudah sigap menangani, seperti membantu petugas Dinas Kesehatan melakukan tracing, mengantar keluarga atau kontak erat pasien ke rumah sakit, termasuk edukasi kepada warga lainnya. “Kami antar sendiri kontak erat yang mau swab test, ada beberapa warga yang sukarela meminjamkan angkot (angkutan kota) dipakai untuk itu. Kami dampingi mereka sampai tuntas. Tujuannya apa, agar mereka merasa diperhatikan, hati senang, tidak dikucilkan,” katanya.

Tartib menegaskan seluruh kegiatan wajib menerapkan protokol kesehatan ketat. Spanduk maupun banner tentang protokol kesehatan dipasang di sejumlah titik strategis di kampung ini. Satgas Jogo Tonggo Berprestasi Sikap gotong-royong sudah ditunjukkan warga sejak sebelum Kota Magelang dinyatakan sebagai zona merah penyebaran Covid-19.

Warga swadaya membangun posko penjagaan di gang masuk kampung. Setiap tamu wajib melapor ke pos penjagaan untuk kemudian didata dan wajib isolasi 14 hari. Kendaraan milik warga Kemirirejo ditempel stiker khusus untuk memudahkan pengawasan.

Tepat pada 1 Mei 2020, atas instruksi pemerintah provinsi Jawa Tengah, tim ini dikukuhkan menjadi Satgas Jogo Tonggo RW VIII Kelurahan Kemirirejo dan membentuk satgas Jogo Tonggo di tingkat RT. Selanjutnya satgas membangun posko yang memanfaatkan rumah Bank Sampah RW VIII.

Posko ini menjadi pusat kegiatan percepatan penanganan dan koordinasi, pusat pelayanan penyemprotan disinfektan dan penyediaan antiseptik, serta dapur umum. Termasuk menjadi pusat koordinasi dan pemantauan penyaluran bantuan stimulan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah maupun lembaga lain bagi warga terdampak pandemi Covid-19 dari segi ekonomi. “Di posko ini juga sebagai tempat penyediaan bantuan warga khususnya bagi warga yang isolasi mandiri, yakni berupa sembako, sayuran, lauk, buah-buahan, susu, elpiji, kebutuhan ibu dan bayi dan sebagainya,” sebut Tartib.

Untuk diketahui RW VIII Kelurahan Kemirirejo berada di atas lahan seluas 2,58 hektar, berbatasan dengan RW VI (utara), kelurahan Jurangombo Utara (selatan dan barat), serta Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Magersari.

RW VIII meliputi 5 Rukun Tetangga (RT) dengan jumlah 198 Kepala Keluarga (KK), 593 jiwa. Sebagian besar mata pencarian penduduknya adalah pekerja swasta menengah ke bawah, buruh tidak tetap, pedagang dan pengusaha mikro.

Berkat keaktifan, inovatif, kreatif dan didukung dengan pengelolaan organisasi yang baik dalam penanganan Covid-19, satgas Jogo Tonggo RW VIII Kelurahan Kemirirejo menjadi Satgas percontohan oleh Polres Magelang Kota. Bahkan mewakili Kota Magelang dalam kompetisi Jogo Tonggo tingkat Polda Jawa Tengah.

Masyarakat Inovatif Sebetulnya inovasi masyarakat dalam penerapan Jogo Tonggo sudah tumbuh hingga pelosok-pelosok kampung di Kota Magelang. Sebut saja “Lumbung Siaga Jogo Tonggo” di Kelurahan Kramat Selatan, Kecamatan Magelang Utara. Ini adalah program yang menghimpun sembako dari warga untuk kemudian disalurkan kepada warga yang mengalami masalah ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Ada juga “Cantelan Berbagi” yang diinisiasi warga di Kelurahan Tidar Campur, Kecamatan Magelang Tengah. Cantelah Berbagi adalah kegiatan sosial yang menghimpun paket bahan makananan dari warga dengan sistem digantung di titik-titik tertentu. Siapa saja yang membutuhkan boleh mengambil paket ini.

Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito memaparkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang memastikan Satgas Jogo Tonggo berjalan optimal di wilayahnya. Apalagi program ini dikolaborasikan dengan gerakan Kampung Siaga Covid-19 dan disesuaikan dengan kearifan lokal setempat. “Kami pastikan Jogo Tonggo berjalan dengan baik bahkan sampai tingkat RT, kami terjun langsung ke lapangan untuk memastikan hal itu, sekaligus memberi motivasi warga, agar mereka tetap punya semangat hidup di tengah pandemi,” tutur Sigit.